KETIKA SERPIHAN SURGA SEMAKIN BERKEPING-KEPING
PERSOALAN mendasar negeri ini
adalah pemerintah yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom
masyarakat. Tidak amanah terhadap Panca Sila dan UUD 1945 sebagai dasar negara,
mengabaikan cita-cita luhur para pendiri negeri ini. Pengabaian sejarah dan
pelaku sejarah secara perlahan dari waktu ke waktu semakin mengikis rasa
tanggung jawab terhadap kewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Maka tidaklah mengherankan mana kala timbul
rasa kekecewaan di setiap benak putera puteri anak bangsa ini terhadap pencapaian pembangunan setelah merdeka selama 68 tahun.
Beberapa negara di Asia Tenggara meraih kemerdekaannya jauh di belakang
Indonesia justru berhasil mencapai tingkat kehidupan yang lebih sejahtera. Malaysia
misalnya yang mendapat hadiah kemerdekaan tahun 1957 lebih sejahtera dari
Indonesia, Singapura merdeka tahun 1965, Korea Selatan 1948. Semuanya telah
memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari Indonesia. Mengapa hal ini
bisa terjadi?.
Karena itu,menjelang perhelatan akbar demokrasi tahun 2014 di mana saat itu ada dua
peristiwa penting yang akan kita hadapi. Pertama pemilihan calon anggota legislative
(DPR RI, DPRD Provinsi , dan DPRD Kabupaten/Kota) dan yang kedua adalah
pemilihan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, maka sangatlah
penting bagi kita seluruh rakyat
Indonesia untuk mencermati setiap kandidat yang akan kita pilih. Semua partai
politik yang lolos mengikuti perhelatan akbar demokrasi tersebut adalah baik,
namun yang perlu dicermati adalah bagaimana dengan kandidat-kandidat calon
anggota legislativenya? Bagaimana dengan calon-calon presiden yang akan
dimajukan partai – partai politik tersebut nantinya? Adakah mereka amanah? Setia
pada cita-cita luhur para pejuang, pahlawan dan pendiri negeri ini yang memimpikan terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Panca Sila dan UUD 1945 dalam
Kebhinnekaan?.
Adalah tanggung jawab kita semua untuk
mencermati dan menyeleksi mereka semua, kesalahan kita dalam memilih pemimpin negara
ataupun wakil-wakil yang akan duduk di kursi parlemen (DPR/DPRD) di semua
tingkatan akan mengakibatkan terhambatnya pencapaian cita-cita luhur para
pendiri negeri ini. Kita akan semakin tertinggal dari negara-negara lain dalam
pencapaian tingkat kesejahteraan. Negeri yang dijuluki sebagai serpihan surga yang jatuh ke bumi ini
akan semakin merana dan hancur berkeping-keping, dan yang lebih parah lagi persatuan dan kesatuan akan
terancam karena adanya ketidak adilan dalam pembangunan antara satu daerah
dengan daerah lain.
Persatuan adalah modal dasar dalam
pembangunan, namun persatuan tidak akan mudah dibangun apa lagi dipertahankan
mana kala ada ketidak adilan di sejumlah lapisan masyarakat. Jurang perbedaan antara si miskin dan si kaya
semakin lebar, disparitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain
begitu jauh bahkan dalam wujud infrastruktur dasarpun sangat menonjol. Yang
lebih parah lagi, untuk pemenuhan kebutuhan pokok (Beras) masyarakatpun pemerintah
harus mengimpor, sementara negara ini adalah negara agraris.
Maka ketika Partai Keadilan dan Persatuan Indonenesia
(PKP Indonesia ) menggelorakan semangat perjuangan KEADILAN DEMI PERSATUAN
INDONESIA yang mencerminkan 2 Sila dalam Panca Sila dari salah satu sudut kota
di Jakarta (Jl.Diponegoro, Menteng) , maka inilah semangat yang paling fundamental saat ini yang harus
kita sambut dengan gegap gempita demi meneruskan perjuangan para pendiri negeri
ini untuk mencapai tujuan Masyarakat
Adil dan Makmur, dan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).**** (Rabu,28/8/2013)