SELAMAT DATANG di BLOG LUKMAN CENTER 89

SETIA HINGGA AKHIR DALAM KEYAKINAN

Jumat, 30 Maret 2012

Membangun Kepercayaan



ANDA bisa menjadi seorang pemimpin melalui berbagai cara, bisa karena keberuntungan melalui warisan sebagai pewaris tahta, atau ditunjuk oleh sebuah kekuatan sebagai pemimpin “boneka”,  bisa secara konstitusional, atau bahkan bisa melalui kudeta. Tapi pertanyaannya apakah kepemimpinan anda akan di sukai?, akan langgeng?. Sebagaimana cara anda memperolehnya, seperti itulah anda akan mempertahankannya, bahkan mungkin anda akan mengalami situasi lebih buruk dari cara anda memperoleh posisi kepemimpinan tersebut. 
Konon, nikmatnya menjadi penguasa itu lebih nikmat dari pada saat bersenggama. Entah benar entah salah, namun dari catatan sejarah banyak contoh yang bisa melukiskan dengan jelas bagaimana seseorang berjuang untuk mendapatkan posisi penguasa, bagaimana seorang pemimpin yang mati-matian mempertahankan kekuasaannya. Mereka lupa turun atau tidak mau turun dari tahta kekuasaannya, sehingga tidak sedikit yang mati di tampuk kekuasaan karena dipaksa turun.
Sejarah mencatat bagaimana seorang Saddam Husein memperoleh kekuasaannya melalui kudeta 1968, bagaimana Moammar Khaddafi juga merebut kekuasaannya melalui kudeta 1969, keduanya tumbang dengan tragis. Bahkan jika kita melongok ke dalam negeri sendiri, bagaimana Soeharto memperoleh kekuasaannya melalui Supersemar yang masih misteri hingga akhir hayatnya, bahkan hingga saat ini, juga tumbang dengan tidak terhormat. Meski mereka sempat dielu-elukan selama puluhan tahun, namun pada akhirnya tetap tumbang oleh orang-orang yang mungkin pernah mengelu-elukannya sendiri.
Kepemimpinan adalah soal kepercayaan. Kemampuan membangun kepercayaan melalui pembuktian kerja nyata, sebagai media komunikasi kepada bawahan secara konsisten akan melahirkan militansi. Kerelaan berkorban demi kejayaan bawahan, demi kejayaan orang-orang yang dipimpinnya akan berbanding lurus dengan sikap militansi tersebut. Mengapa Ir.Soekarno tetap dicintai rakyat Indonesia dan tetap harum namanya hingga saat ini?, mari kita simak petikan kalimat putera sang fajar tersebut di bawah ini;
"...Aku ingin bercampur dengan rakyat. Itulah yang menjadi kebiasaanku. Akan tetapi aku tidak dapat lagi berbuat demikian. Sering kali aku merasakan badanku seperti lemas, napasku akan berhenti apa bila aku tidak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat jelata yang melahirkanku..."
Soekarno berhasil meraih kepercayaan rakyat Indonesia secara turun temurun, padahal dia tidak sendirian berjuang merebut kemerdekaan. Begitu juga dengan Jenderal Sudirman namanya tetap harum dan dicintai, mari kita simak kalimat beliau ini“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan.”.
 Untuk meraih kepercayaan bawahan, seorang pemimpin harus mau turun ke bawah membaur dengan bawahannya. Bisa merasakan denyut nadi kehidupan bawahannya, bisa berempati dengan keadaan bawahannya dan bisa memberikan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi bawahannya. Berhasil atau tidaknya pendekatan ini, akan terlihat pada saat Sang Pemimpin membutuhkan dukungan suara bawahannya. Terpilih dengan suara mayoritas atau dengan aklamasi, atau bisa jadi tidak terpilih lagi.
Pemimpin yang baik juga harus belajar dari sejarah. Ia harus mengetahui apa yang diperbuat oleh orang-orang besar dalam mengelola kuasaan mereka.( ****)