Menurut Niccolo Di Bernardo Machiavelli, dasar kekuatan Negara adalah HUKUM yang berwibawa dan angkatan bersenjata yang kuat. Idealnya kedua unsur tersebut ada di dalam sebuah Negara. Namun bila situasi tidak memadai maka yang harus dibangun adalah angkatan bersenjata. Hal ini harus diambil karena hukum tidak akan dipatuhi bilamana tidak didukung oleh kekuatan militer.
Negara yang kuat bisa diukur dari kemandiriannya saat menghadapi berbagai ancaman yang datang dan menyelesaikan situasi kritis. Semakin kecil bantuan dari luar maka semakin mandiri dan kuatlah Negara itu. Penguasa yang ingin negaranya kuat dan kekuasaannya bertahan lama harus membangun kekuatan militer atas dasar tentara rakyat. Penguasa yang baik juga harus belajar dari sejarah. Ia harus mengetahui apa yang diperbuat oleh orang-orang besar dalam mengelola kuasaan mereka.
Untuk mengukuhkan kekuasaan, penguasa harus menyusun langkah dan strateginya berdasarkan pada situasi nyata yang sedang dihadapi, dan bukan apa yang seharusnya terjadi.
Ada dua hal yang menyebabkan penguasa kehilangan kekuasaan, pertama karena serbuan pasukan asing dan yang kedua adalah karena kudeta dari rakyat dan bawahannya. Serbuan asing yang didukung kekuatan dari dalam akan lebih mudah merontokkan kekuasaan seorang penguasa.Untuk mencegah terjadinya kudeta, ada dua langkah yang harus ditempuh. Pertama, penguasa harus bisa mengambil hati semua lapisan rakyat dan bawahannya. Bila hal itu tidak bisa dilakukan, tempuh cara kedua dengan berusaha untuk tidak dibenci oleh kelompok yang paling berpengaruh. Untuk menentukan langkah mana yang paling tepat diterapkan, tergantung pada kondisi nyata yang sedang dihadapi.
Kelompok-kelompok yang hendak menggulingkan kekuasaan selalu mengatas namakan rakyat dalam tindakannya. Maka cara terbaik mengamankan kekuasaan adalah dengan bersahabat dengan rakyat.