SELAMAT DATANG di BLOG LUKMAN CENTER 89

SETIA HINGGA AKHIR DALAM KEYAKINAN

Selasa, 06 September 2011

RACHMADI A.RACHIM

SAHABAT, SELAMAT JALAN
Rest In Peace (RIP)

Dia, Rachmadi A.Rachim, wafat 3 September 2011, seorang sahabat yang saya kenal sejak tahun 2006 melalui seorang kawan yang juga sudah kembali ke sisi Allah Swt beberap tahun silam. Sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kampper Kaltim, pikirannya yang dia curahkan untuk pembangunan Kaltim yang lebih sejahtera melalui pemberantasan korupsi membuat saya tertarik kepadanya. Kritikannya yang tajam serta langkah-langkahnya yang nyata di lapangan membuatnya disegani pejabat dan disenangi teman-temannya sesama aktivis meskipun dari lingkup yang berbeda.

Dua pokok pikirannya yang dalam beberapa kali pertemuan dan pembicaraanya dengan saya yang menjadi harapannya adalah bagaimana Kaltim bisa bebas dari perilaku korupsi para pejabatnya dan bagaimana sumber daya alam Kaltim bisa dikelola sebaik-baiknya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Kaltim. Hal yang paling disorotinya adalah soal penguasaan pertambangan batubara oleh segelintir perusahaan yang memegang ijin dari pemerintah pusat dan mengabaikan kepentingan daerah. Dia kemudian menunjuk perusahaan seperti Kideco di Kabupaten Paser, menurutnya, perusahaan itu terlalu banyak mengangkangi wilayah konsesi pertambangan batubara. Harusnya ijin PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) yang dimiliki perusahaan asal Korea Selatan itu dapat dipecah oleh pemerintah untuk dibagikan pengelolaannya kepada masyarakat lokal atau Kaltim yang memiliki kemampuan.

Pemikiran dan tindakannya yang elegant dalam mengkritik namun tetap santun dalam penyampaiannya merupakan ciri khasnya, dekat dengan sejumlah tokoh nasional seperti Mantan Pangdam VI Wirabuana Mayjen (Purn.) Sulatin Umar yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan pengawas Badan Urusan Logistik (Bulog) merupakan putera Kaltim kelahiran Samboja Kutai Kartanegara, H.Muhammad Dja'far Siddiq salah seorang putera terbaik Kaltim yang pernah menjadi anggota DPR RI selama 33 tahun. Terlebih lagi dengan pejabat di daerah begitu banyak yang dekat dengannya, hal inipun dibuktikan saat hendak dikuburkan, sejumlah pejabat Kaltim dan mantan pejabat Kaltim hadir melayat ke rumah duka di antaranya Wakil Gubernur Kaltim H.Farid Wadjedy yang sekaligus didaulat melepas jenazahnya, di sana juga nampak mantan Kepala Dinas PU Kaltim H.Awang Dharma Bhakti, mantan Walikota Samarinda H.Achmad Amins, Mantan Kepala Bappeda Kaltim H.Sulaiman Gafur, Mantan anggota DPRD Kaltim H.Hatta Zainal, H.Alwy AS. Dari kalangan aktivis ada Koordinator Jatam Ocha.

 Bagi saya, sulit melukiskan hubungan kedekatan kami selama ini, dia sebagai sahabat, sebagai guru, sebagai panutan dalam beberapa hal, pemberi inspirasi, teman berdiskusi tentang banyak hal terutama menyangkut persoalan Kaltim. Pertemuan terkakhir kami adalah saat acara dialog di TVRI Kaltim tentang perjuangan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi terkait UU 33/ 2004 tentang Perimbangan Keungan Pusat dan Daerah garapan Majalah Bongkar. Meski kondisi kesehatannya sudah tidak fit, namun dia tetap hadir di acara itu.

Peristiwa bersejarah yang insya Allah tidak bisa saya lupakan dengannya adalah ketika mengantarkan H.Nusyirwan Ismail ke Samarinda Seberang saat  berhasrat mencalonkan diri sebagai walikota Samarinda. Atas prakarsa sahabat saya yang lebih sering saya panggil Bang Rachmadi (Almarhum), dia mengatur sebuah pertemuan dengan seorang tokoh masyarakat penting dan terpandang di Samarinda Seberang.

Saat itu, dalam guyuran air hujan yang lebat di malam Jumat bertiga kami menemui salah seorang Tokoh Masyarakat Bugis bernama Andi Adele untuk bersilaturrahmi sekaligus meminta dukungan, Beliau adalah  keturunan Lamohang Daeng Mangkona pendiri Kota Samarinda. Karena hujan deras, kami menerobos gelapnya malan melalui gang sempit di sela-sela rumah orang karena lampu padam, akibatnya kami datang terlambat sehingga kebanyakan pemuka-pemuka masyarakat yang tadinya menunggu sudah banyak yang pulang. Namun demikian pertemuan itu berjalan dengan lancar. H.Nusyirwan mendapatkan dukungannya meski kemudian urung menjadi calon walikota karena keadaan waktu itu yang memaksanya harus memilih menjadi calon wakil walikota mendampampingi Sjahari Ja'ang.

Selamat jalan sahabat, selamat jalan abang...saya tahu masih banyak cita-citamu yang belum terwujud untuk mensejahterakan rakyat Kaltim namun percayalah apa yang ada dalam pemikiran abang untuk Kaltim ke depan telah tertanam dalam di benak dan hati sanubari saya. Insya Allah cita-cita mulia itu akan saya perjuangkan sampai batas mana Allah Swt memberikan umur kepada saya. Semoga Allah menerima dan melipat gandakan amal ibadah abang, memberikan kenikamatan di alam kubur abang dan memasukkan abang di dalam jannatun naim di yaumil akhir nanti...Amin ya rabbal alamin...*****