SELAMAT DATANG di BLOG LUKMAN CENTER 89

SETIA HINGGA AKHIR DALAM KEYAKINAN

Senin, 28 Oktober 2013



Ballada Kaltim

Hamparan hutan nan hijau adalah lukisan alam
Terbentang dari Utara ke Selatan, Timur hingga Barat
Elok, bagai permadani menyelimuti permukaan bumi
Indah, bagai lukisan terpapar di serambi depan
Tapi, itu masa silam...
Tapi, itu masa lampau
Tapi, itu masa dulu...dulu sekali sebelum tangan-tangan jahil menjamahmu
Kini hamparan itu telah berganti padang ilalang,
Kini hamparan itu telah menjadi semak belukar,
Kini hamparan itu telah berubah menjadi kubangan maut raksasa di mana-mana
Sungai dan anak-anak sungaipun telah kehilangan kebeningannya
Sungai dan anak-anak sungaipun yang mengalir bagai ukiran dewata telah mendangkal
Sungai dan anak-anak sungaipun nyaris kehilangan makna

Kaltim oh Kaltim
Engkaukah anak perawan di sarang penyamun itu?
Engkaukah serpihan surga yang jatuh ke bumi itu?
Engkaukah gula aren di sekeliling semut-semut hitam itu?
Kemolekanmu adalah berkah yang membawa bencana bagi anak negri
Liukan dan lambaian keindahanmu adalah untaian magis tanpa mantra         
Engkaupun menari dan berdansa di atas panggung tanpa berkaca
Engkaupun bersenandung tanpa notasi kearifan masa lalu.

Kini pesta hampir usai,
satu demi satu sinar benderang di tengah laut, di tengah belantara telah padam
Hanya pijar lampu petromak dari gubuk-gubuk anak negeri yang tersisa di ladang sepi
Barisan kapal-kapal dan jejeran rakit-rakit di sepanjang sungaipun  telah lama menghilang
Dan kini engkau nyaris jatuh terkulai dalam telanjang
Mahkota dan untaian perhiasan yang membalut setiap inchi tubuhmu telah sirna satu demi satu
Luruh ditelan keserakahan
Luluh dihempas gelombang zaman kebiadaban
Yang tersisa hanyalah cerita indah masa lalu, kelak.

Samarinda, 30 Agustus 2013.